kisah perjalanan sukses google

Kisah sukses google
Bab 1
Pengabaian sehat untuk yang mustahil

Sergey Brin dan Larry Page bergegas menuju ke panggung di antara gemtruh tepuk tangan dan sambutan meriah yang biasanya hanya diberikan oleh kaum remaja untuk bintang rock. Mereka telah memasuki auditorium melalui pintu belakang, meninggalkan para juru foto, kacamata hitam, sepasang mobil sewaan lengkap dengan sopir, dan seorang gadis jelita yang menemani Sergey selama perjalanan. Berbusana santai, mereka duduk dan menebar senyum, menunjukkan bahwa mereka senang dengan sambutan meriah tersebut. Mereka berada dekat tempat lahirnya peradaban, ribuan kilometer dan seberang lautan dari tempat kerja sama mereka dimulai. Rasanya ini tempat terbaik yang diinginkan oleh pasangan superstar muda manapun , yang sama-sama berambisi merambah dan mengubah dunia, untuk bicara tentang yang telah mereka perbuat, cara mereka melakukanya, serta impian yang masih memnuhi kepala mereka untuk masa mendatang.
Waktu itu september tahun 2003, dan ratusan siswa serta guru di sebuah sekolah menengah Israel ini sengaja hadir menyambut bintang-bintang muda cemerlang dalam matematika untuk mendengarkan apapun yang akan diceritakan oleh para penemu muda tersebut. Banyak diantara mereka merasa senasib dan sepenanggungan dengan Brin karena seperti Brin, mereka telah mengungsi dari Rusia bersama keluarga mereka demi kebebasan. Namun mereka juga menyambut Page dengan sama hangatnya karena ia bagian dari pasangan yang telah menciptakan sarana informasi paling dasyat sekaligus mudah dijangkau untuk zaman mereka sebuah sarana pelicu peruahan yang telah berhasil menyapu dunia. Seperti anak-anak penggemar basket yang bermimpi menjadi Michael Jordan masa mendatang, para siswa juga ingin menjadi seperti Sergey Brin dan Larry Page.
Google dimulai sewaktu saya dan Sergey sama-sama mahasiswa program doktor di Stanford University dalam bidang ilmu komputer, dan waktu itu kami belum tahu apa yang sesungguhnya kami inginkan. Saya mendapatkan gagaran gila ini sewaktu saya mendownload seluruh Web ke dalam komputer saya. Saya sesumbar kepada pembimbing saya bahwa itu memerlukan waktu satu minggu. Selewat setahun kemudian, atau sekitar itu, saya baru berhasil mendownload sebagian. 
“maka optimisme penting sekali,” lanjutnya.” Kita harus sedikit konyol bila menyangkut sasaran yang ingin kita tetapkan. Ada sebuah ungkapan yang pernah saya dapatkan sewaktu kuliah, “ pengabaian sehat untuk yang mustahil,” kata Page. “itu ungkapan yang bagus sekali. Kita harus mencoba sesuatu yang tak akan dikerjakan oleh kebanyakan orang.”
Sebagai penggemar pemecahan masalah penting dan pecarian solusi transformatif, Brin dan Page jelas mempersenjatai dairi dengan prinsip pengabaian yang sehat itu. Dan meskipun usia mereka tak terpaut terlalu jauh dari usia anak-anak sekolah menengah yang memadati auditorium itu, mereka sungguh menampilkan kelas tersendiri. Dalam sejarah penemuan dan kapitalisme Amerika yang kaya dengan cerita-cerita menarik, belum pernah ada lompatan prestasi yang meroket seperti mereka. Thomas Edison memerlukan seperempat abad untuk menemukan bola lampu listrik; Alexander Graham Bell harus menghabiskan bertahun-tahun untuk mengembangkan telepon; Henry Ford menciptakan metode perakitan modern namun baru berhasil mengubahnya menjadi metode produksi massak yang memungkinkan mobil dijual murah setelah bekerja keras selama berpuluh tahun; begitu pula Thomas Watson Jr. Harus bekerja keras dan lama sebelum IBM berhasil meluncurkan komputer modern. Akan tetapi Brin dan Page, dalam kurun waktu hanya lima tahun, telah menjadi sebuah usaha bernilai multimilliar dollar dengan jangkauan sampai ke seluruh dunia. Temu wicara ini berlangsung di Tel Aviv, namun entah di selenggarakan di Tokyo, Toronto, atau Taipeh, para pencipta Google ini akan memperoleh sambutan meriah yang sama.
Kedua orang muda ini telah mengubah hidup jutaan orang dengan memberi akses yang Cuma-Cuma namun kilat ke informasi dalam bidang apapun. Dan dengan kecerdasan mereka yang luar biasa di abad Internet, mereka telah menciptakan merk dagang baru paling terkenal di duniatanpa harus memasang iklan untuk mempromosikanya. Keduanya sama-sama pengusaha bernaluri tajam, dan tahu bahwa agar berhasil mengalahkan waktu, mau tak mau mereka harus tetap memiliki kendali yang penuh atas bisnis pribadi mereka serta kultur gerak cepatnya. Page merasa prihatin karena banyak penemu telah meninggal tanpa pernah menyaksikan buah kerja keras mereka. Berbekal tekad menghindari nasib serupa, ia dan Brin paham cara memanfaatkan koneksi-koneksi yang tepat, akses ke sumber daya baik modal dan manusia, daya komputasi mentah, dan sebuah kultur dengan kemungkinan tak terbatas untuk menjadikan google sebuag mercusuar sekaligus magnet. Dengan satu klik pada sebuah mouse, google berhasil menggeser Microsoft sebagai tempat bekerjapakar-pakar teknologi nomor satu dunia. Kendatipun demikian mereka sadar bahwa mempertahankan irama inovasi dan jubah kepemimpinan sama sekali bukan pekerjaan mudah, sebab salah satu pesaing yang mereka hadapi adalah microsoftyang superkaya, dengan seorang petarung bengis dan tak berperasaan di pucuk pimpinan, sang miliarder Bill Gates.


Dengan rasa percaya diri yang luar biasa tinggi terhadap prestasi-prestasi dan visi mereka, Brin dan Page telah mengalami kemujuran bahkan sejak mereka mulai bermitra. Mereka tak ingin menginginkan seorang pun entah pesaing atau pemodal dari luar masuk ke antara mereka atau campur tangan dalam hal apapun. Perpaduan saling ketergantungan di antara mereka berdua, sekaligus ketergantungan dari orang lain telah berperan besar sekali dalam sukses mereka yang menakjubkan
“maka saya mulai mendownload Web, sedangkan Sergey mulai membantu saya karena ia tertarik dengan penghimpunan data dan menjadikannya informasi bermakna,” lanjut Page ketika meneruskan cerita tentang pasangan tersebut. “sewaktu kami baru bertemu, kami sama-sama berprasangka bahwa yang lain sangat menyebalkan . namun entah bagaimana kami menjadi sahabat. Itu kira-kira delapan tahun yang lalu. Dan kami mulai bekerja keras, keras sekali.” Ia menekankan prinsip sangat penting ini: ilham tetap menuntun kita bekerja keras sampai berkeringat. “ ada sebuah pelajaran yang penting bagi kami . kami pernah bekerja tanpa hari libur, dan dalam sehari kami bekerja entah berapa jam. Hasilnya adalah kehabisan tenaga, tetapi yang kami hadapi memang sulit dan memerlukan kerja ekstra keras.”
Page berkata bahwa begitu mereka bercerita kepada teman-teman tentang google, makin banyak orang mulai menggunakanya. “ dalam waktu singkat kami berhasil melakukan 10.000 pencarian dalam waktu sehari di Stanford. Maka kami duduk di ruang kerja sambil memandangi mesin-mesin itu lalu berkata,” ini batas kemampuan pencarian yang bisa kita kerjakan, jadi kita memerlukan komputer lebih banyak.�$80� Secara keseluruhan sejarah kami seperti itu. Kami selalu memerlukan komputer lebih banyak.”
Ini suka duka yang masih bisa ikut dirasakan oleh para siswa dan guru di sekolah itu.
“maka kami mendirikan sebuah perusahaan. Dengan berada di silicon Valley pada masa ini, segalanya relatif mudah. Disinipun kalian mempunyai sejumlah perusahaan yang sangat sukses,” tambahnya, sambil merujuk ke pertumbuhan sektor teknologi Israel,” maka Israel juga menyediakan lengkungan yang bagus untuk berbuat serupa. Kami mulai menjalankan perusahaan, kemudian perusahaan itu tumbuh, tumbuh dan tumbuh terus dan itu sebabnya kami berada disini. Jadi, begitulah ‘kisah tentang Google’,” tandasnya.
Akan tetapi masih ada lainya yang ingin ia sampaikan yang diharapkan bisa menjadi ilham.
“akan saya terangkan mengapa saya begitu semangat datang kemari,” kata Page.” Dan sesungguhnyalah begitu banyak peluang untuk maju dalam bidang sains dan teknologi. Namun menurut saya kebanyakan orang tidak menanggapinya dengan serius. Pada hakikatnya banyak sekali yang dapat diperbuat dengan teknologi kita. Kami hanya sebagai contoh.
“dua orang anak sinting telah berhasil mengguncang dunia berkat kekuatan Internet, kemampuan distribusi, dan kedasyatan perangkat lunak serta perangkat keras komputer. Dan begitu banyak yang seperti itu diluar sana. Begitu banyak peluang yang juga memungkinkan kalian mengguncang dunia melalui pemanfaatan sains dan teknologi. Kalian semua memiliki posisi yang unik, dan kalian harus bergembira karenanya.”
Brin menyela dengan menambahkan bahwa perjalanan pasangan itu keluar negeri tidak hanya ke Israel tetapi juga ke beberapa negara Eropa. Mereka pergi dalam rangka mencari bakat, dan mereka berharap bisa membuka cabang-cabang baru. Bagi Sergey, yang memiliki selera humor tinggi, pencarian adalah sesuatu yang tidak kenal henti.
“kami menghabiskan sebagian besar waktu kami untuk mendapatkan akses Internet,” katanya. “kami menjelajah setiap hari. Tadi malam saya melakukanya sampai pukul 4 pagi. Dan sebelum matahari sempat naik saya melanjutkan lagi. Internet adalah alat yang sangat berharga. Fungsinya sudah menjadi semacam alat bantu percanafasan.”
Dengan kabur dari Rusia bersama keluarganya untuk membebaskan diri dari sentimen anti-semit dan diskriminasi, Brin memiliki suatu kesamaan yang khusus dengan sejumlah siswa kelahiran Rusia yang kini belajar di sekolah menengah Israel itu. Ayahnya, Michael Brin, secara tak langsung mengungkapkan tentang mengapa ia dan istrinya serta putranya yang masih kecil meninggalkan Rusia ketika bercerita bahwa kecintaan seseorang kepada negerinya tidak selalu mendapatkan balasan. Sergey merasa bahwa ia mempunyai kesempatan istimewa untuk memotivasi anak-anak sekolah ini, maka ia mengambil wireless microphone, berdiri,dan mencoba bicara dari hati ke hati dengan mereka. Sebelum tiba di sekolah itu telah diberitahu bahwa mereka akan bertemu dengan kelompok yang betul-betul luar biasa, bibit unggul, dan tidak lama sebelumnya mereka telah memenangkan seluruh penghargaan tertinggi matematika di negeri itu, kecuali tiga
“bapak dan ibu, anak-anak sekalian... “katanya, sebelum menyampaikan ucapanya dengan bahasa Rusia, yang membuat para siswa terkejut senang dan karena itu spontan dan menyambut tepuk tangan.
“saya datang dan beremigrasi dari Rusia sewaktu berusia enam tahun. Saya pergi ke Amerika Serikat. Sama seperti disini, saya mempunyai orang tua Yahudi Rusia yang taat kepada tradisi. Ayah saya seorang dosen matematika. Mereka mempunyai pandangan tertentu soal pendidika. Dan rasanya saya bisa mengaitkan pengalaman saya dengan keadaan disini, sebab saya telah diberitahu bahwa sekolah kalian belum lama ini berhasil merebut tujuh posisi dari sepuluh besar dalam kompetisi matematika se-Israel.”
Para siswa, karena tak tahu yang akan diusulkan kemudian, bertepuk tangan atas prestasi mereka dan atas pengakuan dari Sergey.
“yang harus saya katakan,” sambung Sergey,” menggunakan ungkapan ayah saya, adalah,”bagaimana dengan yang tiga lagi?’’
Tawa berderai diantara pengunjung.
“kalian mempunyai beberapa hal yang tidak saya miliki sewaktu saya dibangku sekolah menengah. Yang pertama adalah cuaca yang bagus dan jendela. Sekolah saya di Maryland, yang dibangun semasa krisis energi tahun 19070-an, mempunyai dinding hampir setebal satu meter dan tak berjendela. Kalian sangat beruntung bisa berada dalam situasi seindah ini. Hal lain yang tak kami miliki pada masa itu adalah akses ke Internet.
“coba jawab dengan mengacungkan tangan. Berapa banyak diantara kalian menggunakan Internet?”
Hampir setiap tangan yang ada di auditorium itu mengacung.
“ siapa diantara kalian yang melakukan pencarian?”
Sekali lagi, tangan-tangan itu mengacung.
Brin tahu bahwa bangsa Israel yang sangat berbakat dalam teknologi serta haus informasi sangat menyukai Google dan menggunakanya secara aktif, namun ia tak tahan bila tidak bercanda sedikit dengan anak-anak itu. Ada satu sisi dalam pribadinya yang membuat banyak orang menyukainya yakni gemar berseloroh namun ini sekaligus menjadi sisi buruknya, sebab dengan begitu sering melakukanya, orang senantiasa sulit menebak apakah ia sedang serius atau hanya sedang bercanda, yakni ketika yang dibicarakanya terlalu tinggi untuk diikuti.

“apakah kalian menggunakan Altavista?” tanyanya sambil mengacungkan tangan kanan untuk memberitahukan yang harus diperbuat oleh anak-anak itu andai mereka menggunakan mesin pencari besar pertama yang kini telah jauh tertinggal oleh Google.
“atau Excite?” desaknya lagi, menyebutkan mesin pencari lawas yang lain.
“sekesar ingin tahu,” lanjut Brin, tanpa mengubah nada bicaranya, “apa mesin pencari yang kalian gunakan disini.”
Tanpa berhenti terlalu lama, yang akan mengungkapkan bahwa ia sedang berseloroh dengan para siswa, ia kembali ke pesan yang ingin disampaikanya.
“waktu saya seusia kalian, internet belum ada, setidaknya dalam wujud yang sekarang, juga World Wide Web,” katanya. “katanya. “ Kini, dunia sudah berbeda sekali, karena siapapun diantara kalian memiliki kemampuan mendapatkan inormasi tentang bidang apapun di dunia. Dan itu sangat, sangat berbedadari sewaktu saya masih di sekolah menengah.”
Cobalah sebentar membayangkan diri sebagai seorang remaja cemerlang disitu, yang menyimak kata dari mulut Sergey Brin. Anda mendengarkanya dengan perhatian penuh tidak hanya karena yang telah diperbuatnya, tetapi juga karena ia seorang pemuda yahudi Rusia. Bayangkan kemana arah yang akan ditujunya dengan perpaduan antara tekad membaja dan ketersediaan teknologi, dan apa yang dikatakanya tentang anda serta potensi anda sendiri.
“kalian sungguh memiliki banyak hal yang tak dimiliki generasi kami,” kata Brin. “ menurut saya itu akan memungkinkan kalian meraih sukses lebih cepat, dan jauh lebih banyak lagi dalam hidup kalian, ketimbang saya.
“Akhirnya, yang paling penting di antara yang tidak saya miliki sewaktu remaja, yang dimiliki oleh kalian semua, adalah kalian berada di antara sesama teman yang sama-sama pekerja keras serta kreatif. Saya tak akan menceritakan yang buruk-buruk soal teman-teman sebaya saya dahulu. Akan tetapi sekolah saya agak berbeda. Letaknya di sebuah kawasan pinggiran Washington DC, dan standar akademik serta sasaran anak-anak disana berbeda dengan disini. Kalian sebaiknya sungguh-sungguh bersyukur atas yang kalian miliki bersama teman-teman yang juga sangat berbakat. Saya yakin kalian akan tetap mengenal sebagian besar teman kelas yang sekarang sampai akhir hidup kalian.
Brin dan Page mengakhiri pembicaraan mereka dan memberitahukan kepada para siswa tersebut bahwa acara selanjutnya adalah tanya jawab. Tak seorang pun di antara mereka sadar tentang kesibukan yang baru saja terjadidi luar auditorium, atau siapa saja yang terlibat, atau apa artinya kelak bagi mereka semua.
Apakah menurut Anda Google adalah puncak karir anda? Ini pertanyaan pertama yang diajukan oleh seorang siswa kepada Btin dan Page.
“menurut saya ini prestasi paling kecil yang bisa kami harapkan untuk 20 tahun mendatang,” sahut Brin.” Namun menurut saya, andai hanya Google yang berhasil kami ciptakan, saya tidak akan mengatakan bahwa saya sangat kecewa.”
Sementara itu Page menjawab kebalikanya.” Saya justru akan sangat kecewa,” katanya. “hidup kami sangat panjang.”
Siswa berikutnya bertanya tentang proyek-proyek baru yang sedang digarap di Google.
“kami mengelola google agak mirip sebuah universitas,” jelas Brin. “ kami mempunyai banyak proyek, mungkin sekitar 100. Kami senang bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, tiga atau empat orang untuk tiap proyek. Sebagian diantara mereka, misalnya, menggarap biologi molekuler. Yang lain seputar pengembangan perangkat keras. Jadi kesibukan kami banyak. Satu-satunya untuk meraih sukses adalah mengalami kegagalan demi kegagalan terlebih dahulu.
Para siswa bertepuk tangan meriah. Pandangan tentang harus gagal dahulu sebelum meraih sukses, tak takut jatuh, langsung bergaung di hati mereka. Bangsa Israel secara alami tak gentar menanggung resiko, bangsa Rusia pun kurang lebih demikian. Namun keluarga siswa-siswa asal Rusia ini dahulu menempih resiko yang belum mereka ketahui sewaktu meninggalkan tempat kelahiran mereka demi mencari kehidupan yang lebih baik. Kini disinilah anak-anak mereka, duduk bersama dua di antara beberapa pemikir terkemuka dunia, berbincang dalam suasana santai, yang mencerminkan kemerdekaan yang telah mereka nikmati, yang tampaknya sama pentingnya bagi para pendiri Google.
Karena pertanyaan diatas sesungguhnya belum terjawab, seorang siswa lain mengajukan lagi sebuah pertanyaan tentang proyek-proyek baru Google.
“kami malu soal proyek-proyek baru kami,” sahut Brin, dengan nada bercanda barangkali.” Salah satu proyek terbaru datang dari Israel. Yossi (Vardi, penemu instant messaging) mempunyai seorang teman yang membuat pakaian dalam, Calvin Klein underware. Maka kami mencoba membuka kemungkinan membentuk sebuah kemitraan sehingga kelak ada pakaian dalam bermerk Google.

“Andai Google mempunyai divisi pakaian dalam, siapa yang akan membeli?” tanyanya. Hampir semua tangan diacungkan. “berarti kami sudah mempunyai order di sekolah ini,” sambung Brin. “ dan barangkali inilah proyek kami yang tak terlalu teknis.”
“Sebuah proyek yang paling dekat dengan hati kami,”lanjutnya,”terkait dengan penerjemahan, dan saya pernah diminta menerjemahkan sesuatu dari bahasa Ibrani ke bahasa Inggris, padalah kami belum pernah berpengalaman dalam hal ini. Salah satu aspek akses informasi paling penting adalah banyak informasi tidak menggunakan bahasa yang kita pahami. Jasa penerjemahan sudah ada, namun kami yakin bahwa kami dapat memberikan yang jauh lebih baik.”
Apakah, seorang siswa bertanya, nama Google mempunyai arti?
“Google berarti adalah sebuah bilangan yang sangat besar,”sahut Page.”Yakni bilangan yang ditulis dengan angka 1 diikuti 100 buah nol. Dan ketika kami mencoba menentukan nama, kami memilih kata itu namun bingung mengejanya, jadi kami bukan sengaja mengejarnya secara salah.itu sebuah istilah matematika dan ejaanya yang benar adalah g-o-o-g-o-l. Jadi begitulah seharusnya cara menuliskan Google. Untungnya, orang yang tahu tidak banyak.”
Apakah ada rencana, tanya seorang siswa, untuk mempromosikan situs-situs komersial dalam penayangan hasil-hasil pencarian?
“kami tak membiarkan oleh suatu hubungan bisnis,” tanggap Brin, kemudian menambahkan bahwa hasil-hasil mesin pencari bersifat “tidak bias.”
Itu mengundang sebuah pertanyaan baru : bagaimana Google mendapatkan uang?
“google dibayar untuk setiap pencarian yang terjadi, kurang lebih demikian, kebanyakan melalui pemasangan iklan,” kata Page. “orang membayar untuk beriklan. Kami beruntung sekali karena telah memilih menampilkan iklan yang dikaitkan dengan pencarian alih-alih menampilkan flash banner ads. Itu memudahkan kami menghadirkan mesin pencari terbaik. Kami juga dibayar oleh perusahaan-perusahaan lain, misalnya AOL, yang menggunakan mesin pencari kami.”
Seorang siswa menanyakan pendapat mereka tentang pornografi, mengingat itu bertebaran dimana-mana di internet dan orang memakai Google untuk menemukanya.
“Pada dasarnya, itu tergantung pada apa yang kalian cari,” sahut Sergey, seolah-olah berusaha menghindar dari pertanyaan itu; kemudian ia melanjutkan.” Ada satu hal lain yang ingin saya ceritakan tentang salah satu kesamaan antara saya dan Larry. Kami berdua sewaktu masih kecil sama-sama bersekolah di sekolah yang disebut yang disebut sekolah Montessori. Sistem pendidikan berdasarkan teori Montessori membiarkan anak-anak mengerjakan apapun yang mereka suka ketika mereka berusia enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas, dua belas tahun. Namun setelah itu, karena hormon-hormon yang melimpah pada anak laki-laki selewat usia itu, guru sengaja memberi tugas-tugas extra keras kepada mereka. Sebab jika tidak demikian pikiran mereka akan teralihkan.” Brin rupanya memilih menjawab pertanyaan tentang pornografi secara tidak langsung. “ Dalam hal ini, banyak cara yang dapat kalian terapkan sendiri. Untuk bekerja keras kalian tidak harus bercucuran keringat di ladang yang penting kalian tetap fokus, terlebih selama bertahun-tahun yang berat belakangan ini.”
Seorang siswa lain bertanya tentang persaingan yang dihadapi oleh Google.
“pada awalnya para pesaing kamu adalah Excite, Altavista, dan lain-lain,” sahut Page.” Dahulu mereka tak terlalu fokus pada pencarian, maka kami tak terlalu kesulitan sebagaimana dugaan semula. Kini, kami menghadapi persaingan lebih besar dan ini tantangan yang besar bagi kami. Google terus berkembang dan barangkali akan menjadi perusahaan teknologi ukuran menengah. Kami mempunyai lebih dari 1000 karyawan di Google. Kami mulai membuka cabang-cabang di seluruh dunia. Itu antara lain alasan kami berkeliling dunia. Ini sebuah ujian yang nyata bagi kami. Tantangan paling berat adalah apakah kami mampu melakukanya dalam jangka panjang, menjadi sebuah perusahaan berusia 10 hingga 20 tahun, atau kami segera diambil alih.”
“terus menemukan sesuatu dan terus melahirkan gagasan memerlukan kerja keras,” lanjut Page,” namun itu belum cukup. Kami harus memperkenalkanya ke seluruh dunia. Di Google, yang diperlukan adalah perpaduan ketrampilan ilmiah, ketrampilan matematika, ketrampilan komputer, juga kepiawaian yang luar biasa untuk membuat orang tetap bergairah untuk bekerja.”
Tiba-tiba, semua mata di ruangan itu berpaling dari Brin dan Page kepada dua sosok laki-laki yang baru masuk dari pintu belakang auditorium. Sebuah gelombang kegairahan seolah-olah menyapu ruangan itu ketika para siswa, juga Brin dan Page, menyadari siapa kedua orang itu : Mikhail Gorbachev, mantan perdana menteri Uni Soviet, dan Shimon Pheres, tokoh politik Israel sangat dikagumi yang pekan itu baru merayakan ulang tahunya yang kedepalan puluh. Gorbachev, yang kebijakanya pernah menyulut transformasi dan melahirkan kebebasan dan kapitalisme di Rusia, dianggap sebagai pahlawan oleh sebagian besar siswa yang berkumpul disitu karena pernah memudahkan kemungkinan keluarga mereka mencari hidup baru. Siswa-siswa asal Rusia langsung berdiri dan menyambut dengan tepuk tangan. Gorbachev, yang terkenal dengan ekspresi wajah keras dan murungnya, menyalami mereka, termasuk Brin dan Page, dengan pandangan penuh kepuasan.
“saya tahu sekolah ini seperti sebuah miniatur Uni Soviet,” katanya, ketika memberi sambutan dalam bahasa Rusia. “yang berada disini seakan-akan mewakili keseluruhan dari 15 republik. Saya berharap kalian sukses dalam pendidikan, dan saya ingin menekankan bahwa hari ini kita kedatangan dua orang tamu muda dari Amerika Serikat. Kedua orang ini menggambarkan wajah ilmu pengetahuan modern yang sesungguhnya. Juga makna yang dikandungnya. Mereka mempunyai otak yang sehat dan cemerlang atau lebih tepat “unik”. Mereka telah berbuat banyak dalam hidup ini, bahkan dalam usia mereka. Maka sekarang merekalah pemimpin dan penggerak dalam pengembangan teknologi baru. Mereka tertarik secara khusus kepada sekolah ini dan entah dengan cara bagaimana barangkali mereka akan membantu mengantar proses pendidikan ke tingkat modern yang memungkinkan pengembangan remaja-remaja berbakat mengubah kehidupan orang dan memungkinkan mereka meraih lebih dari yang telah kami raih.”
Sambil tersenyum Gorbachev menjabat tangan Sergey dan Larry, yang merasa tersanjung. Disini mereka, dalam usia belum lagi 30 tahun, berada di panggung bersama dua tokoh negarawan kawanan, pemimpin dunia yang pernah mencatatkan dalam sejarah. Untuk beberapa saat, panggung sekolah itu berubah menjadi sebuah panggung dunia, tempat masa lampau, masa sekarang, dan masa mendatang menyatu dengan potensi yang tak terbatas.
















Bab 2
Ketika Larry bertemu Sergey
Ketika Larry bertemu Sergey di musim semi 1995, mereka langsung berhubungan begitu saja. Terlepas dari perbedaan-perbedaan diantara mereka, reaksi kimia istimewa yang terjadi di antara keduanya tak dapat disangkal; energi yang mereka pancarkan terasa sekali. Perkenalan mereka terjadi pada masa orientasi mahasiswa baru di Stanford, dan ketika itu Sergey bertugas sebagai pemandu bagi Larry dan sejumlah mahasiswa baru di program pascasarjana untuk berkeliling kampus California dan sekitarnya yang kaya dengan cahaya matahari. Tiba-tiba, kedua orang itu mulai membantah soal berbagai masalah secara acak. Rasanya aneh sekali kenapa dua orang yang hampir tidak saling kenal bisa berdebat begitu seru, meskipun sesungguhnya masing-masing sedang memainkan kesukaan sendiri-sendiri.
Kendati lebih muda daripada Larry dan teman-temannya, Sergey setelah dua tahun diterima di Stanford. Sebagai pemuda yang sangat berbakat dalam matematika, ia menyelesaikan pendidikan prasarjananya pada usia 19 tahun, dan menyapu bersih semua nilai A untuk sepuluh ujian penerimaan mahasiswa baru di program doktor Stanford, cukup dengan sekali mencoba, dan ia dengan mudah bisa bekerja sama dengan guru-guru besar yang sedang menjalankan riset. Dengan penampilan yang percaya diri, menarik, dan blak-blakan, Sergey terutama sangat menggemari olahraga senam, renang, dan aktif dalam kehidupan sosial di Stanford, di sela-sela kesibukannya dengan komputer dan soal-soal matematika. Larry, yang berasal dari kawasan Midwestern, merasa canggung sewaktu menjadi satu diantara hanya sedikit orang yang bisa diterima di program Ph.D. Stanford yang elit dan kompetitif, masih ragu soal apakah ia akan berhasil. Ia berharap bisa lekas mendapatkan teman dalam acara orientasi.
“Mula-mula saya merasa ngeri. Saya terus-menerus cemas,” kenangnya,” bahwa begitu sampai disana saya akan langsung dikirim pulang.”
Untungnya, Larry dan Sergey dengan cepat saling menemukan, sehingga mereka bisa saling terpuaskan dalam arti bisa mendapatkan lawan tanding intelektual yang seimbang, bahkan meskipun itu berarti harus saling mengungguli. Masalah yang mereka perdebatkan dengan seru tidak menjadi soal. Yang penting adalah bisa membuat pihak lain memandang dunia dengan cara pihak satunya.
Perbantahan mereka yang terus-menerus namun dalam suasana bersahabat kelak menjadi landasan bagi sebuah kemitraan yang kental dengan rasa saling hormat, bahkan meskipun pada awalnya masing-masing menganggap yang lain angkuh dan menyebalkan. Keduanya sama-sama dibesarkan dalam keluarga dengan adu otak sebagai menu sehari-hari, terutama ketika menyangkut masalah computer, matematika dan masa depan, meski tidak hanya itu. Belajar mempertahankan gagasan yang diyakini secara mati-matian membuat mereka memiliki kedalaman intelektual yang sulit ditandingi untuk orang semuda mereka. Kebanyakan orang yang mengenal Larry dan Sergey sepakat bahwa mereka cerdas, ramah dan agak eksentrik.
Mereka mempunyai ambisi dan minatyang sama dalam banyak hal, disamping kepribadian dan keterampilan yang saling melengkapi. Sergey, yang mempunyai seorang adik jauh lebih muda di rumahnya di pinggiran kota Washington DC, lebih terbuka dan mudah bergaul karena terbiasa menjadi pusat perhatian. Larry, yang menjadi adik dari dua bersaudara, lebih pendiam dan tidak banyak bicara. Akan tetapi begitu Larry dan Sergey kembali ke Stanford untuk menjalani tahun akademik 1995-1996, pertarungan intelektual mereka berkembang menjadi sebuah persahabatan yang berkelanjutan. Transformasi itu, ternyata banyak terkait dengan sesuatu yang pernah terjadi jauh sebelum mereka bertemu.
Dalam sebuah dunia yang lebih ditentukan oleh factor genetikadan teknologi ketimbang oleh geografi, Sergey Brin dan Larry Page memiliki kesamaan yang signifikan: mereka sama-sama hidup di zaman computer generasi kedua. Mereka telah mengenal computer sejak masih di sekolah dasar, dibawah bimbingan orang tua yang menggunakan komputerdan matematika canggih baik dirumah maupun di kantor. Ini membuat Larry dan Sergey berbeda dari anak-anak lain yang seusia. Mereka juga memiliki kesamaan lain: mereka disekolahkan di sekolah yang sama-sama menerapkan teori Montessori, yang membuat mereka mengalami percepatan di pendidikan dasar; mereka sama-sama tinggal dekat universitas besar  dengan ayah sama-sama menjabat guru besar yang disegani;dan mereka sama-sama mempunyai ibu dengan pekerjaan seputar computer dan teknologi. Dalam keluarga mereka, beasiswa prestasi tidak hanya dianjurkan tetapi diwajibkan. Diatas kertas, Larry dan Sergey sama-sama diramalkan akan menyelesaikan studi pascasarjana, kemudian masuk ke dalam komunitas akademik ilmiah, sama seperti orang tua mereka.
Kembali ke tahun 1960, ayah Larry, Carl Victor Page, menjadi salah satu lulusan pertamaprogram prasarjana yang menerima gelar sarjana ilmu computer dari University of Michigan. Lima tahun kemudian, ia meraih gelar Ph.D. dalam bidang baru tersebut. Ibu Larry, Gloria Page, adalah seorang konsultan database dengan gelar master dalam ilmu computer. Larry mengagumi ayahnya yang humoris, suka berteman, yang antara lain pernah mengajaknya menonton konser Grateful Dead sewaktu ia remaja. Sekitar 15 tahun sebelum Larry pindah ke barat

tunggu cerita selanjutnya

Comments

  1. km pake google+ biar file2 km cepet share k google

    http://amandiovieira.blogspot.com/

    ReplyDelete
  2. KABAR BAIK! KABAR BAIK!

    Untuk mengenalkan diri dengan benar,
    Ibu saya SUSAN dari [SUSAN BOWMAN LOAN COMPANY]

    Saya adalah pemberi pinjaman swasta, perusahaan saya memberikan pinjaman segala jenis dengan suku bunga 2% saja. Ini adalah kesempatan finansial di depan pintu Anda, terapkan hari ini dan dapatkan pinjaman cepat Anda.

    Ada banyak di luar sana yang mencari peluang atau bantuan keuangan di seluruh tempat dan tetap saja, tapi mereka tidak dapat mendapatkannya. Tapi ini adalah kesempatan finansial di depan pintu Anda dan dengan demikian Anda tidak bisa melewatkan kesempatan ini.
    Layanan ini membuat individu, perusahaan, pelaku bisnis dan wanita.
    Jumlah pinjaman yang tersedia berkisar dari jumlah pilihan Anda untuk informasi lebih lanjut hubungi kami melalui email:

    Susanbowmanloancompany@gmail.com

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

microcosmic theories of violent conflict

Pengalaman pertama KTA

10 dosa wanita dalam mengelola keuangan